KAB.BANDUNG BALANCENEWS. Banyak pihak sering memanfaatkan situasi darurat atas apa yang sangat di bahkan masyarakat , contohnya dalam menghadapi musim penghujan nanti , ABATE contohnya . Ada dugaan merk paten ABATE diduga di palsukan.
Hasil penelusuran Balancenews , terdapat tempat produksi ABATE palsu di Rt.03/Rw.02 kp.lengkong Ds.lengkong kec.bojongsoang kab.bandung dengan bendera KOPERASI USAHA MANDIRI (KUM).
Saat Balancenews (16/08) berbincang dengan salah satu nara sumber, sebut saja MM (disamarkan) beliau memaparkan bahwa obat Filariasis tersebut sudah bisa di pastikan palsu. “ udah pasti palsu kang , saya tau persis akan hal itu “ ujarnya.
Oleh sebab itu masyarakat harus lebih berhati hati bila ada yang menawarkan obat dengan merk tersebut , apa lagi tidak mengantongi ijin yang jelas. Bila hal ini benar , ada dugaan obat palsu tersebut telah tersebar sampai luar wilayah kabupaten bandung.
Dalam hal ini ada produsen dengan izin edar resmi yang sangat di rugikan , baik materiil maupun moril yaitu YAYASAN BHAKTI HUSADA.
Lebih lanjut MM menjelaskan , Koperasi Usaha Mandiri itu sudah ada dari tahun 2018 yang di kelola oleh Wawan . Wawan adalah generasi ke 2 dalam mengelola Koperasi Usaha Mandiri , sebelumnya usaha ini di kelola oleh saudaranya Wawan yang telah meninggal.
Untuk lebih mendapat kejelasan lebih jauh , Media Balance News mendatangi Koperasi Usaha Mandiri (KUM) dan di terima oleh Wawan sebagai pemilik. Dalam dalihnya Wawan menyebutkan tidak ada indikasi pemalsuan obat Abate , karena koperasi usaha mandiri memproduksi obat dengan merk Filariasis dan sudah berizin. “ Kami tidak memalsukan obat abate , merek kami adalah filariasis kang, dan kami udah berizin” ujarnya. Saat di tanya bentuk fisik dari ijin produksi dan ijin edar dari Koperasi Usaha Mandiri , dengan berbagai alasan Wawan berusaha menghindar hingga tidak dapat memperlihatkan, ada dugaan ijinnya bodong.
Dalam menjalankan aksinya Wawan merekrut 9 orang sebagai kurir. Bahan baku obat dengan merk Filariasis tersebut di beli seharga 70 ribu rupiah per kilogramnya dan di kemas kembali dalam kemasan 1 gram lantas dijual seharga 600 rupiah perkemasan. Wawan melanjutkan , bahan baku di pasok oleh EG yang beralamat di Kampung Cipurut Bojongsoang Kab Bandung. Dari 1 kg bahan baku, oleh Wawan di jadikan 1.500 bungkus dengan keuntungan sekitar 300 rupiah perbungkus.
Wawan meneruskan, di wilayahnya banyak yang membuka usaha seperti dirinya, andai usahanya di anggap ilegal pasti kepala desa tidak akan membiarkan. Beliaupun sanggup untuk menunjukkkan siapa saja yang memiliki usaha serupa dengannya. “ kalau saya ilegal pak kades tidak akan membiarkan pak , juga banyak kok yang membuka usaha serupa di wilayah ini “ ujarnya sedikit emosi. “Saya siap untuk mengumpulkan semua yang membuka usaha seperti ini” tambahnya lagi.
Untuk mendukung mobilisasi para kurir, Wawan menyediakan kendaraan roda 4 dengan sistem sewa yang di bebankan pada para kurir dan rata rata barang terjual 1.500 bungkus per hari.
Balancenews sampai saat ini belum mengklarifikasi hal ini pada pihak pihak terkait, baik pihak berwajib, dinas perindustrian, dinas kesehatan maupun kepala desa Lengkong kab bandung.
(Tim lipsus Balancenews)