Kabupaten Bandung, Balancenews – Dalam rangka meningkatkan taraf hidup Masyarakat, terutama Petani, Pemerintah melalui program P3A (Perkumpulan Petani Pemakai Air) telah menggelontorkan dana untuk pembangunan saluran air yang menuju ke persawahan dengan tujuan untuk memudahkan Petani dalam bercocok tanam sehingga dapat menghasilkan panen yang maksimal dan berkualitas.
Pelaksanaan proyek P3 TGAI sepenuhnya dilaksanakan secara padat karya dan langsung dikerjakan oleh para petani. dengan mendapat bantuan pendampingan dari tim tenaga pendamping yang sudah dibentuk sebelumnya.
Pasalnya Kegiatan yang dikerjakan secara padat karya, swakelola artinya semua yang terlibat element masyarakat setempat. Adapun dugaan kegiatan dalam pelaksanaan ketua P3A Desa Bojongsoang curi start dari pekerjaan tersebut dan terendus permasalahan muncul.
Program yang bersumber dana APBN TA. 2022 bernilai Rp.195.000.000 dengan waktu pelaksanaan 105 Hari Kalender dengan No Kontrak HK.02.01/PPK OPSDA ll-Av/P3TGAI/324/2022. Desa Bojongsoang.
Temui Alo sebagai ketua dilapangan (Kamis 19 Mei 2022) pekerjaan peningkatan jaringan irigasi P3A Cikoneng bangkit Desa Bojongsoang terkait papan informasi, ketika dilapangan sempat tidak terlihat terpasang namun menurut pekerja disana papan tersebut terbawa angin ketengah-tengah pekerjaan. Lalu akhirnya papan informasi pun terpasang kembali oleh Alo.
Disinyalir papan proyek dipasang bukan pada titik pekerjaan, seolah disembunyikan apakah disengaja atau memang tidak tau untuk penempatan papan informasi tersebut, seakan ada yang ditutup-tutupi agar tidak terendus oleh masyarakat.
Permasalahan selain papan informasi yang tersapu angin dan dipasang kembali, tambah adanya permasalahan kemiringan pemasangan drainase yang seharusnya tegak lurus tetapi ini malah miring.
Adapun keterangan Asep dilapangan yang mengaku pengawas dari desa berdalih terkait kemiringan tembok drainase itu kan kemauan masyarakat silahkan aja, apa lagi masyarakat pernah menggerudug soal pembangunan drainase harus miring. ujarnya
Sempat bertemu dengan Rizki dan Sifa, pengawas dari balai yang didampingi ketua P3A ketika kontrol dilokasi, pada saat dikonfirmasi terkait masalah kemiringan pihak balai sudah mengetahui dan memang balai mewajarkan karena alasannya belum mengikuti bintek, maka akan dibongkar kembali. Alibinya Rizki kepada media balancenews.id.
Tambah Rizki dan Alo, bahan material yang digunakan pun berlisensi SNI tetapi meskipun sudah ditetapkan bahan yang seharusnya, malah bahan pun dicampur dengan merk lain. Karenanya bahan material yang dipakai sekarang lebih murah Rp.10 ribu.
Meskipun berlisensi SNI, ditakutkan kedepannya pembangunan tersebut cepat rusak. Karena pemakaian drainase itu kan jangka panjang, bukan hanya dalam waktu sebentar.
Pewarta: (AS)
Red: (BN)