Berita

SEKELUMIT KISAH PANTAI RANCABUAYA YANG KINI MULAI MERANA

Kab.Garut.BalanceNews.com.
Dengan kurang berkembangnya wisata pantai unggulan di wilayah Garut Selatan, yakni Pantai Rancabuaya, BalanceNews mencoba untuk menggali informasi.

Akhirnya ada masyarakat yang tahu sekelumit kisah pantai yang cukup melegenda ini sebagai tempat kunjungan wisatawan, beliau adalah Indra Kusumah, beliaupun kebetulan sebagai pengelola yang di SK an oleh Dinas Pariwisata.

Indra Kusumah, sebutsaja IK menuturkan bahwa Rancabuaya bukanlah nama pantai tapi nama sebuah pemukiman translok Punawirawan TNI Angkatan Darat yang ada sejak tahun 1975 dan saat ini masuk wilayah teritorial Desa Purbayani, adapun pantainya dinamai Pantai Ciliab.

Awal dibukanya Pantai Ciliab, dulunya, ditahun 1982, atas inisiatif masyarakat pribumi yang terdiri dari Pepabri (perhimpunan pensiunan ABRI/TNI), Perib(perhimpunan istri pensiunan ABRI) dan FKPPI (anak anak pensiunan ABRI). “merekalah yang berjasa membangun Pantai Ciliab beserta akses jalan dan termasuk promosi dengan tetap menjaga kelestarian alam nya (wisata berbasis alam)”. turur IK.

Seiring berjalannya waktu, kunjungan ke Pantai Ciliab makin meningkat dan sangat diminati, baik oleh masyarakat sekitar maupun dari luar wilayah, hingga untuk menjaga kesinambungan pengelolaan di tetapkanlah tiket masuk sebesar Rp 500/pengunjung yang di kelola oleh Ormas FKPPI dengan payung hukum Perdes (Peraturan Desa) sehingga menghasilkan PAD bagi Desa, juga ada kontribusi untuk FKPPI, hal ini tertuang dalam kesepakatan (mou).

Dari tahun ketahun Pantai Ciliab makin di kenal, tapi karena ada satu pemukiman translok yang bernama Rancabuaya akhirnya banyak pengunjung menamai Pantai Ciliab dengan sebutan Pantai Rancabuaya hingga saat ini.

Baca Juga: ADANYA SEKTOR PARIWISATA MENJADI HARAPAN PERTUMBUHAN EKONOMI WARGA

Makin di kenalnya Pantai Ciliab atau Rancabuaya dengan keindahan hamparan batu karangnya, makin besar daya tariknya, “apalagi saat rumput laut hijau menghampar, terlihat seperti lapangan rumput di bibir pantai”, IK mengisahkan keunikan Pantai Rancabuaya.

Cerita keunikan ini sampai juga ke luar daerah bahkan luar propinsi. Peningkatan tingkat kunjungan inilah mungkin yang membuat pemerintah Kabupaten Garut tertarik. Melaui Dinas Pariwisata Pemkab Garut menetapkan Pantai Rancabuaya sebagai wisata unggulan di wilayah Garut Selatan, tentunya selain Pantai Santolo ” kalau berdasarkan urutan waktu, Pantai Rancabuaya di buka yang kedua setelah Pantai Santolo”tutur IK.

Dengan di tetapkannya menjadi wisata unggulan maka tentu saja Pemkab Garut akan lebih mengoptimalkan penggalian potensi yang ada, baik infratruktur maupun penataan wilayah. Imbas dari keterlibatan pemerintah tersebut, payung hukumpun berubah yang awalnya Perdes menjadi Perda, hingga tiketpun naik dari Rp 500 menjadi Rp 2.000.

“Bukan hanya tiket dan payung hukum yang dirubah, pengelolapun dirubah, yang awalnya dikelola oleh pihak FKPPI, ditahun 2.000 di alihkan pengelolaannya ke KOMPEPAR (Kelompok Penggerak Pariwisata)”. IK melanjutkan kisahnya.

Masa pengelolaan Kompepar tidak di perpanjang setelah habis masa kerjasamanya lima tahun kemudian dan dari tahun 2015 sampai sekarang pengelolaan langsung oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Garut dengan personil 16 orang di rekrut dari penduduk sekitar dengan status TKS (tenaga kerja sukarela) ada 4 orang dan tiket masuk terkini naik menjadi Rp 7,500/orang.

Tapi sangat di sayangkan, dengan beralihnya pengelolaan dari awalnya oleh Ormas FKPPI di alihkan ke Kompepar dan kini langsung oleh Dinas Pariwisata, seolah Pantai Ciliap yang populer dengan nama Rancabuaya seolah di anak tiri kan, berbeda dengan Pantai Santolo dan Sayang Heulang yang pesat pembangunan penunjang wisatanya.

Kini seolah pantai rancabuaya di biarkan merana, apalagi dengan banyaknya tempat wisata baru bermunculan hingga makin beratlah Pantai Rancabuaya untuk bersaing dalam menjaring pengunjung.

Pewarta : Didin
Editor : Asmi R – BLCN

Agus Suhendar

Agus Suhendar

About Author

Agus Suhendar adalah Pendiri sekaligus Pimpinan Redaksi BalanceNews.Id. Agus Suhendar lahir pada tanggal 17 agustus 1972 di Bandung, Jawa Barat. Sebelum berkiprah di dunia jurnalisme dan media, Agus pernah bekerja di salah satu perusahaan tekstil ternama di Kabupaten Bandung. Agus juga pernah bekerja di bidang perpajakan menjadi pegawai honorer. Karena kecintaannya pada dunia jurnalisme dan media, Agus pada akhirnya beralih profesi sebagai jurnalis dan penulis di beberapa media. Pada tahun 2017 Agus Suhendar memutuskan untuk mendirikan perusahaan medianya sendiri. Agus kemudian mendirikan situs web portal Balance News. Hingga tahun 2018, PT. Sandy Putra Suhendar resmi didirikan untuk menaunginya.

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Berita Serupa

Ajang Bisnis Program BNPT
Bantuan Sosial Berita

Program BPNT Oleh Bulog Di Jadikan Ajang Bisnis

Balance News | Bandung – Ajang Bisnis Program BNPT sepertinya sudah bukan menjadi rahasia umum lagi di duga, adanya pemasok
pembuatan folder air
Berita Sosial

Pembuatan Folder Air di Wilayah Bojongsoang Menuai Pro dan Kontra

Balance News | Kab Bandung – Proyek pembuatan Folder Air yang berada di wilayah leuwi bandung Desa Citeureup Kec Bojongsoang