
Balance News || Kab Bandung – Pertanian menjadi salah satu sektor penting dalam perekonomian di Kabupaten Bandung. Keberhasilan pertanian memiliki dampak besar terhadap ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat, untuk mencapai hasil pertanian yang optimal masalah irigasi berperan sangat penting.
Pembangunan Prasarana Pertanian DAK 2024 Di Desa Ciluluk, Diduga Dijadikan Ajang Bancakan
Lagi-lagi masih banyak dugaan tindak korupsi anggaran dari Pemerintah yang di salahgunakan oleh oknum tertentu guna untuk meraup keuntungan dan memperkaya diri sendiri.
Seperti halnya pembangunan infrastruktur, yang diduga beberapa Ketua kelompok tani menyalahi ketentuan, karena prosesnya tidak dilakukan sesuai regulasi.
Seperti pembangunan prasarana pertanian (DAK) untuk irigasi air tanah dalam tanaman pangan di Ciluluk dan Desa Cihanyir Kecamatan Cikancung, ini merupakan langkah strategis yang di harapkan akan membawa dampak positif dalam sektor pertanian di saat adanya masalah ketersediaan air yang tidak merata, terutama di musim kemarau.
Pantauan awak media, ketika di lokasi pekerjaan Rabu,25/12/2024 tidak terlihatnya papan informasi terpampang seakan di sembunyikan untuk spanduk papan nama kegiatan informasi hanya di lipat dan di abaikan selain itu bahan material yang di gunakan pun tidak sesuai dengan harga di RAB seperti semen.
Keterbukaan Informasi Publik
Padahal transparansi anggaran sudah menjadi keharusan untuk dilaksanakan pemerintah dalam menjalankan program kerjanya. Seperti Undang-Undang No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik, program kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik.
Berdasarkan informasi dari masyarakat yang tidak mau di sebutkan namanya, anggaran yang di gelontorkan dari kementerian pertanian melalui Dinas Pertanian Kab Bandung khususnya untuk pembangunan prasarana pertanian (DAK) Rp. 300 juta.
Pembangunan tersebut sudah berjalan hampir 1 bulan dan sekarang tinggal finising . Namun yang saya lihat para pekerja ketika pembangunan menggunakan bahan material di bawah SNI atau harga di bawah standar RAB, mungkin itu juga mempengaruhi spek pembangunan. Ucapnya
Sementara itu berhasil di temui di waktu yang sama, awak media ketua kelompok tani ‘Tani Jaya’ Pak Sabid (Abidin) (80) saat di konfirmasi terkait pembangunan yang di garapnya Sabid mengatakan “ Iya, pak saya dan kelompok Tani Jaya menerima bantuan dari pemerintah melalui Dinas Pertanian dan anggarannya Rp. 300 juta”.
Pekerjaan Di Borongkan Lagi
Namun ketika di sentil terkait anggaran, di katakan Sabid “uang tersebut ketika di ambil dari Bank langsung di serahkan pada Kades Ceceng selaku kades cihanyir . Karna saya kan sudah tua, takutnya jika mengambil langkah atau tindakan nanti salah gitu. “ ungkapnya
“Jadi saya dengan anak saya selaku bendahara diserahkan saja pada pak Kades , untuk pengerjaan tersebut sebanyak Rp.250 juta, tau jadi saya mah dan sisanya yang Rp. 50 juta ya di bagi-bagi aja ada untuk Dinas, PPL atau kordinator dan lainnya . Pokoknya tau beres aja dan bisa di manfaatkan kelompok tani”. Jelas Sabid
Pembangunan Prasarana Pertanian DAK 2024 Di Desa Ciluluk, Diduga Di jadikan Ajang Bancakan
Berdasarkan informasi tersebut, kami pun awak media menyambangi rumah Kades Ceceng karna kebetulan kantor desa sedang libur ceceng mengatakan “Saya Mengarahkan untuk mengambil tukang bor yang ahli dan saya pun bilang ke Desa Ciluluk karna bidang tanah yang berbeda, makanya saya meminta ke Dinas untuk di usung dari bulan Agustus tidak apa-apa kalau curi star juga ini kan bukan memindahkan agama. Cuman idealnya bulan Agustus kan sedang musim kemarau jadi pas untuk melakukan bor jadi jelas kedalaman dan kendalanya seperti apa. Iya makannya saya setuju saja kalau menurut Dinas begitu, pengerjaan pada Bulan Desember tanggal 15. Kalau Desa Cihanyir memang curi star lebih dulu mulai per tanggal 10 Desember karna medanya yang berat lokasi pengeboran banyak bebatuan”. Kata Ceceng
Lebih Lanjut Kades ceceng mengatakan , sistem pengerjaan di lapangan sesuai budget atau di borongkan, dan jika bahan material pipa ada yang masok dari PPL. Sama halnya seperti Desa Ciluluk saya arahkan dan borongkan lalu habis berapa langsung bayar. Memang sebelumnya saya sudah berkomunikasi dengan ketua kelompok tani dan mempercayakan semuanya kan saya basicnya di kontruksi jadi tau, dan saya mengarahkan seperti ini karna pasti kedepannya ini kan tanggung jawab saya. “ ujar ceceng
“Jika melihat hasil pengerjaan pembangunan ini harapan inginnya pemasangan artesis karna ingin di serap oleh masyarakat luas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dan juga pembangunan prasarana pertanian ini bisa meningkatkan produktivitas pendapatan petani dan masyarakat .”masih kata ceceng
Adanya keterangan dari kepala Desa Cihanyir
Ketika di klarifikasi terkait pernyataan ketua kelompok tani tentang nilai uang 250 juta ceceng mengelak, justru ceceng Balik menyampaikan bahwa uang yang di terima nya sebesar 230 juta Rupiah
“ mungkin itu SDM ya, kalau kita buka buka an uang yang saya terima dari ketua kelompok tani ciluluk 230 juta itu bisa anda lihat kita tidak mengurangi spek dalam RAB, silahkan anda kemas bagaimana bahkan yang saya tau ada pemotongan dari dinas 10% silahkan saja Cek “ ungkapnya
Dugaan kuat, bahwa proyek pembangunan prasarana pertanian (DAK) untuk irigasi air tanah dalam tanaman pangan tersebut di jadikam ajang. “Bancakan”.
Menyikapi hal tersebut kami sebagai kontrol sosial mengecam keras kepada oknum-oknum yang ada di Dinas Pertanian, yang seharusnya di manfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat dan ini malah menabrak aturan pemerintah.
Sampai berita ini di terbitkan belum adanya hak jawab dari Kepala Dinas Pertanian karna susahnya untuk di temui terkait pemberitaan prasana pertanian (DAK) . Dan untuk APH mohon di tinjau ke lokasi guna adanya indikasi penyalahgunaan anggaran.
Pewarta : Abeng/RedBN