BALANCENEWS id, Kabupaten Bandung — Pembangunan saluran air untuk mengantisipasi genangan air di area rumah sakit Al-ihsan menjadi masalah bagi masyarakat sekitar. Dengan adanya proyek penggalian saluran air itu, yang dikenal juga dengan istilah gorong-gorong, kemacetan lalu lintas di ruas-ruas jalan protokol semakin parah.
Seperti yang terjadi di kawasan Jalan Baleendah beberapa hari terakhir ini. Kamis, 11/8/22 Media memantau proses pengerjaan gorong-gorong tersebut menimbulkan keluhan dari banyak masyarakat yang kerap melintasi jalanan protokol tersebut. Seperti dikeluhkan Usep (45) yang mengatakan bahwa pembangunan gorong-gorong di sepanjang jalan Baleendah area rumah sakit Al-ihsan hanya menambah panjang kemacetan.
Tambah Usep yang mengeluhkan proyek gorong-gorong seperti “pahlawan kesiangan” karena dikerjakan di saat masyarakat beraktivitas padat dan untuk mengantisipasi musim hujan tiba, sementara tujuannya adalah untuk mencegah banjir akibat hujan. Juga, bahwa galian gorong-gorong sangat berbahaya bagi pengguna jalan, terutama pejalan kaki dan pengendara roda dua juga roda empat.
Banyaknya keluhan yang disampaikan masyarakat sekitar itu karena cara pengerjaan yang diterapkan oleh perusahaan pelaksana pembangunan CV. KARYA PRADANA MANDIRI kurang baik.
Itu yang mengakibatkan lalu lintas di sepanjang Jalan Baleendah area masuk rumah sakit Al-ihsan tampak seperti daerah kumuh. Sementara itu, tanah galian hanya diletakkan begitu saja di pinggir jalan sehingga sangat berbahaya bagi pengendara motor saat hujan turun.
Proses pengerjaan ini tidak sesuai dan merugikan masyarakat. Seharusnya pengerjaannya jangan asal-asalan dan pekerjaannya pun begitu saja ditinggal oleh pihak pemborong.
Dari pekerjaan tersebut bisa mengundang kecelakaan ketika akan menanjak/turun terlihat licin karna pasir dan berkerikil yang berserakan dijalanan. selain licin juga berdebu yang dapat mengganggu pernapasan. Sebaiknya jalanan diaspal karena kenyamanan masyarakat itu penting untuk pejalan kaki yang lewat jalan tersebut, apalagi masuk area RSUD Al-Ihsan.
Menanggapi keluhan-keluhan itu, Ketua LSM Penjara Bojes menyarankan agar kontraktor memfokuskan pekerjaan pembangunan gorong-gorong satu per satu sehingga tidak ada galian yang terbengkalai.
Namun, di sisi lain upaya yang dilakukan DPUTR untuk mengatasi gorong-gorong menjadi baik itu malah menimbulkan sinisme di kalangan masyarakat sekitar.
“Kami meminta kepada Pemerintahan Daerah maupun dinas terkait yang berkepentingan dibidang itu sendiri, agar proyek Pembangunan Saluran Drainase Perkotaan tersebut bisa dievaluasi ulang dan dilakukan pengawasan yang ketat karena sudah melanggar beberapa poin UU yang sudah ditetapkan, dan juga tidak adanya pengawasan dari pihak pelaksana maupun dinas”. Ujar Bozest
Pewarta: Abeng/RedBN