Berita

Rutilahu Di Desa Mekarlaksana Jadi Mangkrak Akibat Adanya Mark Up

BalanceNews, Kabupaten Bandung — Program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) di Desa Mekarlaksana, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung. kini menjadi pertanyaan di sejumlah masyarakat, pasalnya dana Rutilahu tahun 2021 yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi sebesar Rp. 17,5 juta diduga tidak transparan.

Berdasarkan informasi yang didapat, barang bangunan tak sesuai hitungan, tidak tercantum nominal harga pada kwitansi barang yang dikirimkan toko material ke penerima, melainkan hanya dicantumkan nama barangnya saja. Hal ini tentunya menjadi pertanyaan warga terutama bagi warga di Desa Mekarlaksana yang menerima bantuan program rutilahu tersebut.

Menurut Yayan (50), RW 12 Desa Mekarlaksana program rutilahu dari pemerintah bukan uang yang diterima, tetapi dalam bentuk barang. Bahkan, nota dari toko material tidak jelas. Sehingga hitungannya pun tidak jelas. “Harusnya program rutilahu dari pemerintah itu Rp.17,5 juta per rumahnya. Tapi, tidak jelas rinciannya,” ujarnya, Senin (06/12/21).

Dirinya menyampaikan, memang adanya potongan sebesar Rp.1 juta dari jumlah Rp 17,5 juta untuk rutilahu. dimana potongan Rp 1 juta tersebut terbagi menjadi dua item, yaitu Rp.700 ribu untuk tukang bangunan, dan Rp300 ribu untuk administrasi. Jadi totalnya, Rp.16,5 juta untuk rutilahu.

“Setelah kami hitung, tidak sampai diangka Rp16,5 juta. Diperkirakan hanya sekitar Rp.14 juta lebih. Artinya, masih ada selisih. Hebel dan pasir tidak sesuai, iya lumayan kurangnya. Bahkan, untuk genteng saya beli sendiri”.

Hal serupa juga disampaikan, warga penerima bantuan rutilahu lainnya, Engkus (50), menurutnya anggaran rutilahu tidak transparan, karena bantuan yang diberikan dalam bentuk barang serta tidak mecantumkan harga di kwitansi yang diterima dari toko material. “Kita dikasihnya nota dari toko material, di kwitansi hanya ada tulisan banyaknya material yang dikirim ke masing-masing rumah penerima program rutilahu,” tuturnya.

Disampaikannya, banyak penerima bantuan rutilahu yang juga merasa aneh dengan bantuan tersebut, pasalnya ada yang setelah dihitung materialnya itu sampai Rp.14 juta bahkan lebih.

Sementara itu, tokoh masyarakat desa setempat, Dede (57) membenarkan, terkait kondisi program rutilahu yang banyak di pertanyakan oleh warga di Desa Mekarlaksana. dirinya menduga adanya mark up anggaran rutilahu di Desa Mekarlaksana, “Karena pembangunan ini sudah berjalan, dan kami selaku penerima hanya pasrah saja. iya walaupun pembangunan ini menggantung, kalaupun ada Mark up seperti itu, allahualam ” ujarnya.

Disampaikannya, pihaknya sudah mengumpulkan semua bukti-bukti nota pembelian yang diberikan TB Garduh Jaya. Tetapi ketika waktu itu ditanyakan kepada pengantar bahan material, seolah tidak tahu. Karena dirinya hanya pekerja saja, mangga ditanyakan saja langsung ke yang punyanya.

Sedangkan ditempat terpisah, Bagja sebagai kasi perencanaan Desa Mekarlaksana, saat dikonfirmasi lewat pesan singkat WhatsApp menjelaskan, bahwa program rutilahu itu ada di 2 (dua) RW tetapi terkait bantuannya dari mana saya tidak tahu. Silakan tanya saja langsung pada Kadesnya.

Tidak membuahkan hasil, media balancenews beranjak menghubungi pendamping masyarakat yaitu Hendrik. Pada saat dikonfirmasi lewat pesan singkat WhatsApp, dirinya tidak memberikan keterangan apapun, malah mengarahkan untuk ke LPM, selebihnya tidak ada jawaban lagi.

Menurut Dani salah satu pemilik toko meterial, memang dirinya membenarkan jika program Rutilahu atau bahan material yang dipesan, memang di TB Garduh Jaya. Menurut penjelasannya Rutilahu di Desa Mekarlaksana ini, kurang lebih 50 unit rumah. Dan sistem pembayarannya pun di termen, karena sebelumnya ada MOU dengan pihak balai, jadi semua bahan material yang dibutuhkan oleh KPM itu semuanya “ngambil” dulu.

Jadi terkait harga, namanya juga dagang harus ada untung. Apalagi ini dengan 50 unit rumah, barang semua ngambil dulu. Nah jadi kan ini sistem tempo iya, beda dengan cash atau pembayaran langsung. Jadi pantas saja harga yang kami muat juga agak lebih mahal.

“Selama harga itu tidak melebihi standar kabupaten, saya rasa tidak masalah karena harga itu sudah ditentukan sesuai plafon. Mengingat semua proses penentuan harga sudah disurvei terlebih dahulu oleh tim teknis,” ungkapnya.

Pewarta: AS

Redaktur: AdminBlcn

Agus Suhendar

Agus Suhendar

About Author

Agus Suhendar adalah Pendiri sekaligus Pimpinan Redaksi BalanceNews.Id. Agus Suhendar lahir pada tanggal 17 agustus 1972 di Bandung, Jawa Barat. Sebelum berkiprah di dunia jurnalisme dan media, Agus pernah bekerja di salah satu perusahaan tekstil ternama di Kabupaten Bandung. Agus juga pernah bekerja di bidang perpajakan menjadi pegawai honorer. Karena kecintaannya pada dunia jurnalisme dan media, Agus pada akhirnya beralih profesi sebagai jurnalis dan penulis di beberapa media. Pada tahun 2017 Agus Suhendar memutuskan untuk mendirikan perusahaan medianya sendiri. Agus kemudian mendirikan situs web portal Balance News. Hingga tahun 2018, PT. Sandy Putra Suhendar resmi didirikan untuk menaunginya.

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Berita Serupa

Ajang Bisnis Program BNPT
Bantuan Sosial Berita

Program BPNT Oleh Bulog Di Jadikan Ajang Bisnis

Balance News | Bandung – Ajang Bisnis Program BNPT sepertinya sudah bukan menjadi rahasia umum lagi di duga, adanya pemasok
pembuatan folder air
Berita Sosial

Pembuatan Folder Air di Wilayah Bojongsoang Menuai Pro dan Kontra

Balance News | Kab Bandung – Proyek pembuatan Folder Air yang berada di wilayah leuwi bandung Desa Citeureup Kec Bojongsoang