BalanceNews.id, Kab Cianjur Peristiwa penganiayaan wartawan media Jurnal Polisi Nasional (JPN) yang terjadi sabtu 4 juni 2022 lalu dan sempat viral secara resmi di laporkan oleh korban, ASEP SUTARMAN, Selasa 7 juni 2022, kepihak Polres Cianjur dengan nomor LP/B/626/VI/2022/SPKT/POLRES CIANJUR/POLDA JAWA BARAT dan nomor bukti pelaporan STLB/B/626/VI/2022/SPKT/POLRES CIANJUR/POLDA JAWA BARAT, dengan terlapor Usep dkk.
Di dalam pemberitaan yang tayang di 26 media online tersebut, Asep Sutarman selain mendapat kekerasan fisik dan psikis juga mendapat pelecehan terhadap profesinya sebagai wartawan yakni di teriaki ID CARD siapapun bisa membuat dan tidak berlaku di Desa Cimaragang, lebih mirisnya lagi, setelah babak belur dan berdarah darah hingga baju pun robek robek, korban masih juga di paksa untuk menandatangani surat pernyataan yang di duga telah di siapkan sebelumnya yang menyatakan bahwa korban tidak akan memperpanjang persoalan pengeroyokan dan pelecehan tersebut.
Menurut korban ia terpaksa menandatangani pernyataan karena memikirkan keselamatan nyawa nya karena sudah begitu beringasnya warga pelaku pengeroyokan, “saya terpaksa menandatangani surat pernyataan itu pak, kalau tidak kemungkinan untuk mati itu besar sekali” ujar Asep Sutarman kepada BalanceNews.id.
Upaya pelaporan kepada pihak penegak hukum ini mendapat dukungan dari berbagai kalangan, utamanya para jurnalis dari Kabupaten Garut, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung, bahkan ketua forum wartawan garut selatan Didit mengutuk keras aksi kekerasan terhadap wartawan ini.
“masih saja ada aksi kekerasan terhadap jurnalis, saya mengutuk keras perbuatan tersebut, profesi kita ini di lindungi undang undang, mari kita laporkan dan kawal kasus ini demi menegak kan supremasi hukum di NKRI tercinta ini” ucap Didit saat di hubungi via sambungan whatapp nya.
Ketua Ikatan Jurnalis dan Penulis Indonesia DPW Jawa Barat Dra Ai Mulyani, M.Pd menyebut masyarakat sekarang ini sangat mudah terprovokasi hingga terjadilah hal seperti itu (tindak kekerasan), yang harus ditindak adalah aktor intelektual di belakang kejadian pengeroyokan.” laporkan dan kita kawal kasus ini, supaya jelas siapa aktor intelektualnya” ujar Bunda Ai, begitu sapaan akrab beliau.
Pewarta : Asmi R